Rabu, 14 April 2010

8 Rekomendasi Presiden Atas Kerusuhan Koja

SBY mengadakan konferensi pers mensikapi bentrokan yang menewaskan dua anggota Satpol PP.
Kamis, 15 April 2010, 07:20 WIB
Hadi Suprapto, Nur Farida Ahniar
Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di Halim Perdanakusumah (Biro Pers Istana Presiden/Abror Rizki)
VIVAnews - Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan prihatin atas terjadi bentrokan di Koja, Jakarta Utara. Menurut Presiden, benturan fisik aparat daerah dengan masyarakat ini bisa dicegah.

Setelah bentrokan terjadi sejak kemarin pagi, semalam, Rabu 14 April 2010 pukul 23.00, Presiden SBY mengadakan konferensi pers mensikapi bentrokan yang menewaskan dua anggota Satpol PP, dan melukai 134 yang lain. Saat itu, Presiden mengeluarkan delapan instruksi, yaitu:

Pertama, Presiden meminta agar dihentikan tindakan penertiban kompleks makam Mbah Priok. Dia meminta status quo agar semuanya dapat dikelola dan dibicarakan dengan baik.

Instruksi kedua yaitu bagi yang mengalami luka-luka agar dirawat dengan baik yang berasal dari masyarakat, Satpol PP, Polri. "Saya berharap biaya perawatan ditanggung pemerintah, utamanya DKI Jakarta," katanya.

Ketiga, Presiden meminta dilakukan investigasi untuk mengetahui duduk perkara dari aksi kekerasan dan benturan fisik itu. Investigasi itu untuk mengetahui latar belakang siapa yang salah dan yang benar.

Keempat, Presiden meminta Gubernur DKI Jakarta Fauzi Bowo dan jajarannya segera melakukan pertemuan dan pendekatan dari berbagai pihak untuk mencari solusi yang terbaik.

Kelima, SBY meminta agar tokoh-tokoh masyarakat dan pemuka agama terus menjalankan peran secara positif. Tokoh masyarakat juga diminta untuk memberikan rekomendasi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta untuk menyelesaikan masalah ini.

Keenam, Polri diminta benar-benar menjaga tempat terjadinya kericuhan dan mencegah terjadinya insiden baru. Presiden juga meminta Polri untuk melindungi masyarakat dari aksi-aksi tak bertanggung jawab dari pihak manapun.

Ketujuh, Presiden meminya Pemprov DKI Jakarta intensif memberikan penjelasan dan sosialiasi yang gamblang. Hal itu agar tak menimbulkan salah pengertian dan salah tafsir. Jika memang renovasi itu untuk membuat baik kondisi makam, maka jelaskan hal itu ke publik.

Hal itu dikarenakan ada yang mendengar makam itu akan digusur. "Untuk itu komunikasi sangat penting," katanya

Terakhir, Presiden meminta agar pers dan media tetap memberikan berita akurat terkait insiden di Tanjung Priok. Menurut dia, pemberitaan yang terkesan agitasi provokatif dapat menimbulkan masalah baru.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar